Jember (18/01/13),
Mencuatnya kembali konflik yang mengatasnamakan organisasi keagamaan, nahdlatul
ulama, yang menghakimi kelompok minoritas Syiah, sebetulnya bukanlah konflik
yang mendasarkan atas nama keduanya, konflik tersebut bermula dari suatu
kepentingan antar tokoh, yang kebetulan tokoh tersebut dianggap sebagai orang
syiah dan memiliki ajaran syiah, sehingga pada spanduk yang terpampang dijalan,
seorang tokoh tersebut dihujat bahwa ajarannya sesat dan menyesatkan.
Konflik yang
mengatasnamakan keduanya tersebut, terjadi di kecamatan Puger, kabupaten
Jember, yang kronologi persoalannya sebagai berikut:
Konflik personal ini
sudah cukup lama terjadi, dimana seorang tokoh yang bernama Habib Ali Umar
Al-Habsy merupakan seorang ulama dan tokoh panutan kaum nahdiyin didaerah
Puger, disamping itu pula Habib ali, (begitu panggilan akrabnya), sudah cukup
lama menjadi pengasuh pondok pesantren Darus Sholihin, sehingga banyak
masyarakat yang seringkalimberkonsultasi berbagai persoalan terhadap sang
Habib. Menurut penuturan dari salah satu masyarakat, (yang diminta untuk
disembunyikan identitasnya), suatu ketika ada seorang perempuan X yang datang
pada kediaman sang Habib, ia pun banyak berkonsultasi dengan sang habib, bahkan
dengan vulgarnya, perempuan tersebut bercerita mengenai kehamilannya dengan
seorang tokoh yang bernama Ustadz fauzi, dari situlah bagai api dalam sekam,
yang pada akhirnya persoalan tersebut meledak dengan mengatasnamakan keduanya.
Problem tersebut pada akhirnya tidak jauh berbeda dengan konflik disampang,
dengan menunggangi ormas yang bernama NU dan Syiah, karena dua nama tersebut
sudah melekat pada masing-masing personal yang bersiteru.
Pertemuan tadi malam
yang dilakukan oleh sekelompok yang mengatasnamakan kelompok listas LSM itu,
memusyawarahkan problem tersebut, guna mencari solusi terbaik atas penghakiman
sepihak terhadap ustadz Ali Umar Al-Habsy, penghakiman sepihak yang dimaksud,
mulai dari penyebaran fitnah, proses pengusiran ustad Habib Ali Umar Al-Habsy
yang ditandatangani sejumlah tokoh seperti MUI, bahkan ironisnya MUI Jember
sudah mengeluarkan fatwa yang memutuskan Bahwa Habib Ali Umar Al-Habsy dan
memiliki ajaran sesat dan menyesatkan, karena Habib dianggap mengikuti faham
Syiah. Pada kesempatan tadi malam itu dihadiri oleh staf Ahli PBNU bagian dari
kepemudaan Habib Ali Assegaff, menanggapi reaksi positif atas perteuan antar
LSM tersebut. Habib Ali Assegaff Menyatakan “ Suatu kedholiman haruslah
diperangi, apapun bentuk alasannya, apalagi seorang tokoh seperti Habib Muhdar
yang menyampaikan diatas Mimbar pada acara maulid Nabi, yang memprovokasi
secara langsung, bahwa ajaran dari Habib Ali Umar Al-Habsy sudah sesat dan
menyesatkan, sementara itu problem tersebut masih belum bisa dijelaskan secara koprehensif
dan bersifat konsultatif atas pernyataan tersebut.
Pada pertemuan tadi
malam di Rumah Gus Syef (Panggilan Akrabnya), dihadiri sebanyak 16 orang yang
terdiri dari para ketua LSM di Jember, mulai dari LSM Elpamas, Picket Nol, dan sejumlah LSM lain yang ikut
berpartisipasi atas konflik horizontal yang terjadi dikecamatan Puger tersebut.
Pertemuan itu akhirnya mengkerucut untuk melakukan hearing dengan anggota Ketua
DPRD berserta staf-stafnya, yang akan dilaksanakan di gedung dewan pada senin,
(212/01/13), dengan beberapa pernyataan yang akan menjadi tunututan dari LSM
tersebut. Pertama: Para tokoh LSM
akan mengklarifikasi mengenai surat pernyataan pengusiran Ustad Habib Ali Umar
Al Habsy, yang sudah ditandatanganii sejumlah tokoh, seperti polres Jember,
MUI, yang faktanya sudah menyebar diberbagai media. Kedua: LSM Menuntut fatwa MUI, yang memutuskan bahwa ajaran Habib Ali Umar Al-Habsy sesat dan meyesatkan.
Dengan demikian pada
esensinya problem tersebut bukanlah persoalan ideologis, tetapi hal itu adalah
persoalan antar kepentingan yang kemudian dibungkus dengan mengatasnamakan
organisasi kemasyarakatan.
Berita yang sama : http://www.docstoc.com/docs/142061856/Konflik-NU-and-Syiah
0 komentar:
Post a Comment